Senin, 15 Maret 2021

BEDAH FILM (ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI)

Share it Please

 

Review Bedah Film

Sabtu, 13 Januari 2021

 



Bedah Film: alangkah lucunya negeri ini.

Topik yang sajikan dalam film

1. Pendidikan

2. Kemiskinan

3. Lapangan pekerjaan

4. Kepercayaan

5. Korupsi/DPR

            Bedah film ini dilaksanakan sebagai rangkaian dari bazar untuk kegiatan TP3K (Training Pengembangan Pola Pikir dan Kepribadian) tahun 2020.

Film ini di tayangkan pada tahun 2010 dan di sutradarai oleh Dedi mizwar. Bercerita tentang kondisi masyarakat indonesia di daerah pinggiran kota yang minim akan pendidikan dan pengetahuan.

1. Dari awal film kita di perlihatkan di daerah pasar rakyat. Yang rata-rata pedagangnya menjual jasa ramal meramal, jual benda ajaib, dan menjual hal hal mistik lainnya.

-> poin yang dapat diambil adalah masyarakat indonesia masih menganut paham animisme yang percaya pada benda benda dapat merubah nasib nya. Yang sebenarnya mereka memiliki tuhan.

2. Pada kondisi selanjutnya pemeran utama bernama muluk di hadapkan kondisi dimana dia telah lulus dari sekolah tinggi/kampus ingin mencari pekerjaan dengan membawa ilmu manajamennya. Namun, pada saat melamar realita yg di hadapi tidak sesuai, misalnya para perusahaan yang sementara bangkrut. Dimana direktur perusahaan tersebut telah membaca buku dari bermacam macam versi ataupun negara tetapi tidak ada yang bisa menyelamatkan nasib perusahaannya.

-> poin yang terdapat pada plot ini yaitu jangan terlalu mengacu pada apa yang ada di buku melainkan pelajari juga kondisi lingkungan atau terjun langsunglah ke lapangan agar nantinya dapat menyesuaikan dengan kondisi yang benar benar terjadi.

3. Selanjurnya muluk bertemu seorang pencopet dan di bawalah dia ke markasnya. Di sana muluk menawarkan ilmunya untuk merubah para pencopet tersebut agar lebih menguntungkan dan menurunkan resikonya kedepannya. Muluk memamggil teman bernama samsul yang juga sarjana pendidikan untuk menjelaskan apa itu pendidikan yang sebenarnya. Bahwa pendidikan itu bisa merubah taraf ekonomi dan sosial seseorang, yg tadinya pencopet menjadi pengasong dan nantinya menjadi pengusaha

-> pesan yg terdapat pada plot ini yaitu muluk menginginkan merubah kondisi anak pencopet ini agar mencari pekerjaan yang lebih halal dan memandang pendidikan sebagai jalan perubahan.

4. Muluk juga menjelaskan arti pendidikan dalam versinya sendiri bahwa pencopet itu ada juga yang berpendidikan tapi namanya bukan pencopet melainkan koruptor. Lalu para pencopet berteriak ingin jadi koruptor.

->pesannya yaitu pendidikan itu akan baik ketika di gunakan dengan baik tetapi ada juga pendidikan untuk perbuatan buruk untuk menindas kaum yang lemah contohnya koruptor.

Topik Kemiskinan Dan Pendidikan:

Masyarakat indonesia memandang pendidikan tidak penting dalam hal kehidupan, tapi mereka menganggap mencari uang (bekerja) lebih penting untuk mengisi perut ketimbang belajar. Hal ini lah yang menyebabkan masyarakat kita pada waktu itu (2010) masih banyak yang percaya tahayul, mantra mantra, untuk mengejar kebutuhan ekonominya dengan cara instant tanpa berfikir logis terlebih dahulu. Hal semacam itulah yang menyebabkan kemiskinan masih relatif tinggi di indonesia.

Topik Pengangguran:

Dari topik kemiskinan yang disebabkan pendidikan tadi lahirlah pengangguran yang tinggi karna jumlah popolasi manusia meningkat dan lapangan pekerjaab yang kurang karna terbatasnya pendidikan mereka. Keadaan seperti ini jugalah yang di manfaatkan para koruptor untuk mementingkan dirinya sendiri dengan label pendidikannya untuk menindas kaum miskin karna taraf pendidikan mereka yang kurang.

Kesimpulan Dari Proses Dialektika Yang Terjadi

1. Dominasi atau hegemoni sebuah sistem di mana kaum borjuis atau bisa dikatakan koruptor yang ada di film terus menerus melanggengkan sistem. Ini tercermin dari kondisi para pencopet (ploletar) yang memandang koruptor itu pekerjaan yang hebat dengan predikat orang terdidik. Terlebih lagi orang orang memandang DPR sebagai pekerjaan yang menjanjikan kedepannya tanpa mempertimbangkan dari mana hasil yang di dapatkan

2. Perdebatan kapitalisme dalam sebuah sestem tidak lepas dari individu yang ada dalam sistem masyarakatnya. Kecenderungan sebuah kelompok untuk meruntuhkan tirani atau sebuah sistem kapitalisme ini seolah olah. Kapitalisme adalah sebuah paham yang salah. Tapi ketika di hadapkan pada individu dalam kelompok tersebut individu ini jga masih memakai paham kapitalisme ini. Yang ingin pemantik sampaikan di sini yaitu "sebelum suatu kelompok ingin mengubah tatanan sistem maka benahi dulu individu yang ada di dalam kelompok itu, karna kekuatan masyarakat ada di setiap individu.

4. Film alangkah lucunya negeri ini menampar sebagian orang tanpa sadar. Bahwa sebetulnya yang lucu itu individunya bukan negerinya ataupun tatanan sosial di dalamnya. Mengapa pemantik mengatakan itu karna sistem yang terbangun didalam sebuah hegemoni ini tidak lebih ciptaan individu itu sendiri dan yang melanggengkannya individu itu sendiri.

Inti dari film ini menurut pemantik yaitu ingin mengingatkan dan menyadarkan kita akan kondisi atau sistem yang sedang berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar