Review
Bedah Film
Sabtu,
13 Januari 2021
Bedah Film: alangkah
lucunya negeri ini.
Topik yang sajikan dalam
film
1. Pendidikan
2. Kemiskinan
3. Lapangan pekerjaan
4. Kepercayaan
5. Korupsi/DPR
Bedah film ini dilaksanakan sebagai rangkaian dari bazar
untuk kegiatan TP3K (Training Pengembangan Pola Pikir dan Kepribadian) tahun
2020.
Film ini di tayangkan pada tahun 2010
dan di sutradarai oleh Dedi mizwar. Bercerita tentang kondisi masyarakat
indonesia di daerah pinggiran kota yang minim akan pendidikan dan pengetahuan.
1.
Dari awal film kita di perlihatkan di daerah pasar rakyat. Yang rata-rata
pedagangnya menjual jasa ramal meramal, jual benda ajaib, dan menjual hal hal
mistik lainnya.
->
poin yang dapat diambil adalah masyarakat indonesia masih menganut paham
animisme yang percaya pada benda benda dapat merubah nasib nya. Yang sebenarnya
mereka memiliki tuhan.
2.
Pada kondisi selanjutnya pemeran utama bernama muluk di hadapkan kondisi dimana
dia telah lulus dari sekolah tinggi/kampus ingin mencari pekerjaan dengan
membawa ilmu manajamennya. Namun, pada saat melamar realita yg di hadapi tidak
sesuai, misalnya para perusahaan yang sementara bangkrut. Dimana direktur
perusahaan tersebut telah membaca buku dari bermacam macam versi ataupun negara
tetapi tidak ada yang bisa menyelamatkan nasib perusahaannya.
->
poin yang terdapat pada plot ini yaitu jangan terlalu mengacu pada apa yang ada
di buku melainkan pelajari juga kondisi lingkungan atau terjun langsunglah ke
lapangan agar nantinya dapat menyesuaikan dengan kondisi yang benar benar
terjadi.
3.
Selanjurnya muluk bertemu seorang pencopet dan di bawalah dia ke markasnya. Di
sana muluk menawarkan ilmunya untuk merubah para pencopet tersebut agar lebih
menguntungkan dan menurunkan resikonya kedepannya. Muluk memamggil teman
bernama samsul yang juga sarjana pendidikan untuk menjelaskan apa itu
pendidikan yang sebenarnya. Bahwa pendidikan itu bisa merubah taraf ekonomi dan
sosial seseorang, yg tadinya pencopet menjadi pengasong dan nantinya menjadi
pengusaha
->
pesan yg terdapat pada plot ini yaitu muluk menginginkan merubah kondisi anak
pencopet ini agar mencari pekerjaan yang lebih halal dan memandang pendidikan
sebagai jalan perubahan.
4.
Muluk juga menjelaskan arti pendidikan dalam versinya sendiri bahwa pencopet
itu ada juga yang berpendidikan tapi namanya bukan pencopet melainkan koruptor.
Lalu para pencopet berteriak ingin jadi koruptor.
->pesannya
yaitu pendidikan itu akan baik ketika di gunakan dengan baik tetapi ada juga
pendidikan untuk perbuatan buruk untuk menindas kaum yang lemah contohnya
koruptor.
Topik
Kemiskinan Dan Pendidikan:
Masyarakat
indonesia memandang pendidikan tidak penting dalam hal kehidupan, tapi mereka
menganggap mencari uang (bekerja) lebih penting untuk mengisi perut ketimbang
belajar. Hal ini lah yang menyebabkan masyarakat kita pada waktu itu (2010)
masih banyak yang percaya tahayul, mantra mantra, untuk mengejar kebutuhan
ekonominya dengan cara instant tanpa berfikir logis terlebih dahulu. Hal
semacam itulah yang menyebabkan kemiskinan masih relatif tinggi di indonesia.
Topik
Pengangguran:
Dari
topik kemiskinan yang disebabkan pendidikan tadi lahirlah pengangguran yang
tinggi karna jumlah popolasi manusia meningkat dan lapangan pekerjaab yang
kurang karna terbatasnya pendidikan mereka. Keadaan seperti ini jugalah yang di
manfaatkan para koruptor untuk mementingkan dirinya sendiri dengan label
pendidikannya untuk menindas kaum miskin karna taraf pendidikan mereka yang
kurang.
Kesimpulan
Dari Proses Dialektika Yang Terjadi
1.
Dominasi atau hegemoni sebuah sistem di mana kaum borjuis atau bisa dikatakan
koruptor yang ada di film terus menerus melanggengkan sistem. Ini tercermin
dari kondisi para pencopet (ploletar) yang memandang koruptor itu pekerjaan yang
hebat dengan predikat orang terdidik. Terlebih lagi orang orang memandang DPR
sebagai pekerjaan yang menjanjikan kedepannya tanpa mempertimbangkan dari mana
hasil yang di dapatkan
2.
Perdebatan kapitalisme dalam sebuah sestem tidak lepas dari individu yang ada
dalam sistem masyarakatnya. Kecenderungan sebuah kelompok untuk meruntuhkan
tirani atau sebuah sistem kapitalisme ini seolah olah. Kapitalisme adalah
sebuah paham yang salah. Tapi ketika di hadapkan pada individu dalam kelompok
tersebut individu ini jga masih memakai paham kapitalisme ini. Yang ingin
pemantik sampaikan di sini yaitu "sebelum suatu kelompok ingin mengubah
tatanan sistem maka benahi dulu individu yang ada di dalam kelompok itu, karna
kekuatan masyarakat ada di setiap individu.
4.
Film alangkah lucunya negeri ini menampar sebagian orang tanpa sadar. Bahwa
sebetulnya yang lucu itu individunya bukan negerinya ataupun tatanan sosial di
dalamnya. Mengapa pemantik mengatakan itu karna sistem yang terbangun didalam
sebuah hegemoni ini tidak lebih ciptaan individu itu sendiri dan yang
melanggengkannya individu itu sendiri.
Inti
dari film ini menurut pemantik yaitu ingin mengingatkan dan menyadarkan kita
akan kondisi atau sistem yang sedang berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar