Minggu, 17 September 2017

ADA APA DENGAN PENDIDIKAN NEGERI KU ??? _ AF

Share it Please

ADA APA DENGAN PENDIDIKAN NEGERI KU???

  Sebagai manusia yang lahir dan besar di ibu pertiwi saya tahu persis rasanya udara pagi di sini, rasanya terik matahari di siang bolong, rasanya macet, rasanya banjir, bahkan bangku sekolahan dari TK hingga kini saya tahu bagaimana rasaya. Saya hafal mati semua itu karena semua itu telah mengambil andil dalam membentuk pribadi saya. Terutama Pendidikan.

 Apa yang tidak saya tahu dari pendidikan di Indonesia? Terkhusus di tempat tinggal saya, Makassar. Detailnya pun akan saya ceritakan dengan seksama karena saya tahu persis. Apa yang ingin kau ketahui? Kelebihan atau kekurangannya? Ingin rasanya saya membangga-banggakan pendidikan di Negeri ku tercinta ini, memamerkan kepada Negara tetangga, bahkan ria dalam islam rasanya ingin saya langgar, tapi semua itu tak bisa saya lakukan karena saya tak punya bahan yang harus disombongkan. Lebih baik saya ceritakan saja kekurangannya, agar kita bisa mengoreksi diri. 

 Dewasa kini pendidikan tak bisa lagi disamakan dengan menuntut ilmu, arti pendidikan kini bercabang-cabang. Bukan pendidikannya yang berganti definisi tapi masyarakatnya yang merubah konsep dari pendidikan itu sendiri. Kini pendidikan hanya sebatas formalitas belaka. Tak bisa disimpulkan orang yang berpendidikan tinggi mempunyai ilmu yang tinggi pula. Pendidikan memang menggunakan uang tapi bukan berarti dibeli. Pendidikan sekarang ini serba relasi dan uang. Tak tahu siapa yang memulai semua ini hingga menjamur dan membudaya di Negeri ku terkasih. Tapi itulah kenyataannya, kini semua serba formalitas, berlaku untuk semua dari pendidikan terendah hingga tertinggi sekalipun. 

Lalu ke mana perginya ilmu yang katanya selama ini ditimba? Jadi untuk apa bangun pagi, duduk di kursi memperhatikan guru, membaca buku, bahkan mau diuji setiap enam bulan sekali? Dan semua itu berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Dan pada akhirnya yang dicari bukan ilmu itu sendiri tapi tujuan utama dari semua itu adalah uang dan relasi untuk anak dan cucunya, sisanya hanya formalitas. Lalu bagaimana dengan generasi penerus bangsa ini? Bagaimana dengan malaikat-malaikat kecil Negara ini? Yang setiap hari, setiap menit, bahkan setiap detik mendambakan duduk di bangku Pendidikan yang rupanya hanya formalitas belaka. Hak-hak mereka pun kini dipertaruhkan. Namun, seperti inilah adanya. Negeri yang aku banggakan tidak dapat ku sombongkan pada dunia. Kenapa? Karena semua hanya serba relasi dan uang maka dapat disimpulkan Pendidikan di Negeriku ini tidak merata. Bukan dari segi geografis melainkan dari segi ekonomi. Seperti kata kebanyakan orang “yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin melarat”. 

Semoga bisa diperbaiki, dengan tidak mengesampingkan ilmu yang dimiliki. Semoga orang yang berpendidikan dapat menggunakan sebaik dan sebijaksana mungkin ilmu yang selama ini ditimbanya. Saya berharap generasi mudalah yang bersatu memperbaiki keadaan Pendidikan di Negeri tercinta ini. Dengan terjun langsung untuk berbagi ilmu, setidaknya mereka yang berharap dapat mendapatkan haknya. Namun ada satu hal penting yang terkadang sering terlupakan. Kejujuran adalah kunci utama dari keberhasilan suatu Pendidikan.



Selamat datang di Negeri ku……

Negeri yang haus akan pendidikan yang layak…





-AF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar